Rabu, 05 Juni 2013

Bersyukurlah


Masa depan adalah kumpulan nasib yang akan berubah menjadi takdir. Ketika masih bernama nasib, semua masih bisa berubah dan salah satu merubah nasib adalah dengan do’a. Terkadang kita lelah untuk berdo’a karena do’a kita tak kunjung terkabul. Kita lupa… mungkin do’a kita belum terkabul karena kita lupa untuk bersyukur.

Sahabat, syukuri apa yang kita miliki di hari ini.

Bersyukurlah jika kita belum diberi kesempatan untuk menikah. Pahamilah bahwa Allah SWT ingin kita menyiapkan diri lebih matang untuk menjalankan amanah bernama pernikahan. Pernikahan bukanlah perihal jangka pendek, ini adalah sebuah perjalanan yang amat sangat panjang. Pernikahan bukanlah tentang kita dan pasangan kita saja. Tapi tentang kita dan pasangan kita serta dengan dunia yang kita miliki masing-masing.

Bersyukurlah jika pernikahan kita saat ini masih diberikan kebahagiaan oleh Allah SWT, karena di luar sana ada banyak pernikahan yang baru berjalan beberapa tahun tapi tak bahagia. Pahamilah bahwa pernikahan bisa menjadi surga dunia, pun bisa menjadi neraka dunia bagi kita.

Ketika kita merasa begitu miskin, coba pikirkan ulang lebih miskin mana kita dengan pemulung dan pengemis. Nafsu manusia akan selalu meminta lebih dan lebih, namun pahamilah bahwa yang kita butuhkan adalah merasa cukup.

Ketika kita merasa begitu jelek, coba pikirkan ulang lebih jelek mana kita dengan orang-orang yang terlahir cacat. Nafsu manusia akan selalu melihat orang lain lebih cantik dibanding kita. Namun, pahamilah bahwa apa yang Allah SWT berikan pada kita dari ujung rambut sampai ujung kaki itu adalah yang terbaik, penuh perhitungan dan punya maksud.

Ketika kita merasa orang tua kita begitu menyebalkan, coba pikirkan ulang tentang anak-anak di panti asuhan yang dibuang oleh orang tuanya. Jangankan menilai orang tuanya menyebalkan, bahkan mengenal siapa ayah ibunya pun mereka tidak.

Ketika kita merasa hidup ini begitu berat, coba pikirkan ulang dengan perjalanan hidup para perempuan korban trafficking, perempuan korban perkosaan dan anak-anak jalanan.

Setiap manusia diberikan 24 jam. Jatah kita sama, yang membedakan kita dengan yang lainnya adalah di pakai apa 24 jam itu. Hidup ini memang tidak mudah dan jangan di tambah sulit dengan mengeluh. 1 keluhan akan membuat kita lupa untuk bersyukur dan ketika kita lupa untuk bersyukur, kita telah kehilangan kesempatan untuk bahagia.

Leni Maryani

Jumat, 22 Maret 2013

Lebih dari sekedar cinta

Tuhan menghadiahkan manusia rasa cinta dan menjadikan manusia berpasangan. Pembuktian cinta yang paling serius bukanlah ucapan kata “Aku Cinta Padamu… Aku sayang padamu”, tapi bukti cinta yang serius adalah  ikrar janji pernikahan di depan wali dan penghulu. Cinta terlalu suci untuk sekedar di katakan dengan kata “Maukah kamu jadi pacarku?”, lalu 3 bulan atau 3 tahun setelah kata itu terucap berubah menjadi kata “kita putus saja” yang keluar dengan begitu mudah dan ringannya.  


Ya, bukti cinta yang paling agung adalah pernikahan dan perjalanan bernama pernikahan butuh lebih dari sekedar cinta. Pernikahan bukanlah perjalanan cinta selama 3 bulan atau 3 tahun, tapi perjalanan manusia seumur hidupnya dan cinta saja tak cukup untuk menjadi bekal perjalanan ini. Tak sedikit pasangan yang bercerai di usia pernikahan mereka yang baru menginjak beberapa tahun, padahal dulu mereka menikah karena saling mencintai. Lalu, kemana cinta yang dulu pernah hadir mengikat mereka?.

Jika cinta saja tak cukup untuk mengiringi perjalanan bernama pernikahan, lalu apa yang di perlukan? Hal mendasar yang kita perlukan adalah Iman, sebuah keyakinan untuk apa dan demi siapa anda menikah. Apakah karena usia sudah menjelang 30 tahun atau orang tua sudah menagih minta cucu? Atau bahkan anda tidak tahu anda demi apa anda menikah? Iman ini akan menjadi pondasi bagi bangunan rumah tangga yang kita bangun bersama pasangan. Ketika pondasi itu tidak baik dan lemah, tentu di guncang gempa kecil pun, bangunan ini akan roboh. Maka, semakin baik dan kuat pondasinya, semakin kokoh pula tiang penyangga bangunan bernama rumah tangga ini.

Ketika kita sudah tahu untuk apa kita menikah, jangan lupa… kita pun harus tahu mau di bawa kemana pernikahan kita. Surga kah? Neraka kah? Atau mau dua-duanya?. Jikalah surga menjadi tujuan kita, maka bangunlah rumah tangga yang sesuai dengan aturan Allah SWT dan RosulNya. Suami kita kaya raya, tapi tak bisa menjadi imam shalat kita. Mau di bawa kemana pernikahan seperti ini? Menjadi imam shalat pun ia tak mampu, apalagi menjadi imam dalam urusan dunia akhirat lainnya. Istri kita cantik rupawan, namun tak bisa menjaga kehormatan dirinya. Mau di bawa kemana pernikahan seperti ini? Menjaga kehormatan dirinya pun ia tak bisa, apalagi menjaga kehormatan dunia akhirat lainnya.

Kita bisa berteman dengan siapa saja, tapi tentu hanya sebagian dari teman kita yang menyandang gelar sebagai sahabat. So, jangan jadikan pasangan kita sebagai teman hidup, tapi jadikan ia sebagai sahabat perjalanan hidup kita. Jadilah anda sahabat terbaik untuk pasangan anda, yang selalu ada di suka dan duka nya, yang menerima apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihannya, yang menegurnya ketika keliru, yang selalu membawanya untuk menjadi pribadi yang lebih baik, yang selalu menjadi orang pertama yang mendukung impiannya.  

Memang, tak bisa di pungkiri, pernikahan bukanlah sebuah perjalanan yang mudah. Bagi saya, pernikahan adalah perjalanan hati, jiwa dan raga. Sebuah perjalanan hati untuk menjadi lebih bijaksana, sebuah perjalanan jiwa untuk menjadi lebih dewasa dan sebuah perjalanan raga untuk menjadi lebih matang. Memang, pernikahan bukanlah sebuah perjalanan tanpa ujian. Ada banyak tantangan didalamnya, tapi percayalah… dengan menikah hidup menjadi lebih tenang dan bahagia ^_^.  Memang, pernikahan bukanlah sebuah perjalanan tanpa perbedaan, dua anak manusia, dua hati, dua jiwa tentu ada banyak perbedaan yang hadir, tapi percayalah dengan bersahabat… kita bisa menjadikan perbedaan menjadi sesuatu yang indah.

Terimakasih telah membaca catatan saya, sampai bertemu di catatan selanjutnya ^_^
Leni Maryani

Sabtu, 16 Februari 2013

Sang Jodoh


Sekilas saya berpikir tentang misteri jodoh, saya merasa bahwa betapa menariknya hidup ini. Dalam hidup ini begitu banyak manusia yang menantikan kehadiran sang jodohnya, sang belahan jiwa yang Tuhan ciptakan untuknya.

Sahabat perempuan... ada satu cerita yang ingin saya bagikan kepada anda. Dulu… dulu sekali. Saya sempat merasa bahwa (mungkin) tidak akan ada laki-laki yang akan menikahi saya. Hehehe. Rosulullah bersabda “Pilihlah istri karena 4 hal: Karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya”. Ketika membaca hadist tersebut, entah kenapa… saya merasa bahwa saya tidak memiliki keempat hal tersebut. Karena hartanya, saya bukanlah seorang perempuan yang memiliki harta melimpah. Karena keturunannya, saya terlahir dari keluarga biasa-biasa saja. Karena kecantikannya, saya bukanlah seorang perempuan yang memiliki wajah yang rupawan bahkan saya memiliki bekas jahitan di daerah wajah, jejak dari kenakalan saya di masa balita Hehehe. Lalu karena agamanya, saya bukanlah seorang muslimah yang taat dan berakhlak mulia. Tak ada yang bisa saya banggakan dari keempat hal tersebut.

Saya berdo’a kepada Tuhan. Tuhan… Karena aku seorang perempuan miskin, aku tak minta lelaki kaya. Aku hanya ingin lelaki yang memiliki impian untuk menjadi kaya dan memiliki cita-cita besar dalam hidupnya. Karena aku seorang perempuan dengan keluarga yang tak sempurna, aku tak minta lelaki dari keluarga yang sempurna. Aku hanya ingin imam yang bisa membawa rumah tanggaku sakinah, mawaddah wa rahmah. Karena aku bukanlah perempuan cantik, tak perlulah Kau berikan aku lelaki tampan. Cukup hadirkan lelaki yang mencintaiku apa adanya dan aku pun mencintainya. Karena aku perempuan yang tak sholehah, hadirkan saja lelaki yang sekufu (selevel) tingkat ketakwaannya denganku. Tidak lebih dan tidak kurang, cukup yang sekufu saja. 

Ternyata hidup ini tak sesempit pandangan saya  Tuhan menghadirkan jodoh untuk perempuan seperti saya ini. Sosok yang dihadirkannya sesuai dengan yang saya minta padaNya, tak kurang dari permintaan saya bahkan lebih. Diantara milyaran kaum Adam, Tuhan mengirimkan satu untuk saya. Satu laki-laki yang mencintai saya apa adanya ditengah begitu banyak perempuan yang lebih cantik dan sempurna fisiknya dibanding saya. Satu laki-laki yang tak peduli dengan “apa dan siapa” saya ini. Satu laki-laki yang menerima saya yang masih belajar untuk menjadi perempuan baik.

Sahabat perempuan, mungkin jika ada diantara anda yang sedang galau menanti hadirnya sang jodoh. Bersabarlah. Anda tidak sendiri. Di luar sana pun banyak lelaki yang galau karena belum menenemukan belahan jiwanya. So, tetaplah menjadi tenang, meski hati galau. Sebelum anda di lahirkan ke dunia ini, Tuhan sudah menetapkan jodoh anda. Jangan pasrah dengan mengatakan “siapa sajalah yang penting baik”. Tetaplah meminta padaNya jodoh seperti apa yang anda inginkan, ada kekuatan di balik setiap do’a. Tuhan itu maha pengasih dan penyayang, dia akan mengabulkan setiap do’a kita.

Tetaplah berharap, jangan pernah berhenti berharap. Lihatlah lebih dekat, perempuan seperti saya saja yang tak cantik, Tuhan hadirkan cinta pada hati seorang lelaki yang bisa mencintai perempuan seperti ini. Lihatlah lebih dalam, perempuan miskin dan biasa saja seperti saya, Tuhan datangkan seorang lelaki yang tak menilai saya dari atribut duniawi yang saya miliki. Lihatlah lebih baik, perempuan tak sholehah seperti saya ini, masih Tuhan berikan jodohnya sesuai dengan yang di minta. Jika Tuhan saja telah begitu baiknya pada saya dengan memberikan jodoh yang sesuai dengan keinginan saya, lalu kenapa anda mesti pasrah seperti anda meragukan kasih sayang Tuhan pada hambanya.

Sang jodoh itu akan datang di waktu yang tepat. Tentang siapa dan kapan waktunya, itu hanya Tuhan yang tahu. So, daripada sibuk galau dan pasrah karena jodoh tak kunjung tiba, lebih baik kita sibuk mempercantik dan memperbaiki diri karena perempuan baik akan mendapatkan lelaki yang baik. Ini janji Tuhan. Anda akan berjodoh dengan laki-laki yang selevel dengan anda. So, jika ingin mendapatkan lelaki selevel Bapak Habibie, kita harus bisa selevel Ibu Ainun. Sahabat… Tuhan itu maha pengasih dan penyayang, tetaplah berharap.
(Leni Maryani) 

Rabu, 12 September 2012

Pernikahan 30 Juta


Terkadang cinta itu membingungkan. Seseorang yang dahulu kita cintai, tiba-tiba bisa menjadi orang yang amat kita benci. Terkadang cinta itu membingungkan, sampai-sampai kadang kita tak tahu kenapa kita bisa jatuh cinta pada seorang anak manusia yang sekarang menjadi kekasih kita. Terkadang cinta itu membingungkan hingga begitu banyak rasa yang mengisi perjalanan bernama cinta ini.

12 Mei 2012 saya menikah dengan seorang laki-laki bernama Anggana Mardika. Sungguh, tak pernah terbayangkan sedikit pun bahwa saya akan menikah dengan seorang laki-laki yang saya kenal 20 tahun lalu itu. Pertama kali saya bertemu dengannya ketika usia saya 5 tahun, saat itu saya masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak. Kesan saya kala itu pada anak yang akrab di sapa Angga ini adalah nakal, pecicilan, usil, pintar dan hmmm… tampan ( Hehehe… kecil-kecil kok sudah mengerti arti “tampan” yah? Ahhh entahlah… tapi memang inilah fakta yang terjadi).

Itulah untuk pertama kalinya saya bertemu dengannya dan saya masih mengingat moment itu sampai saya dewasa kini. Hingga Tuhan mempertemukan kami kembali ketika usia saya telah menginjak 25 tahun. Awal bertemu… sungguh di luar ekspetasi saya tentang sosok kecil yang saya kenal 20 tahun lalu. Kini… sosok itu telah menjelma menjadi laki-laki dewasa, gaya berpakaian santai layaknya anak-anak pencinta alam, dan cara bicara yang nyablak khas orang Betawi. Saya ingat sekali, saat itu saya memakai daypack dan sendal Eiger, dia memakai raincoat Avtech dan tas pinggang Consina. Masing-masing diri kami bergaya dengan apa adanya warna jiwa kami. Pertemuan selama 1 jam itu ternyata menunjukkan salah satu persamaan diantara kami, ternyata kami adalah anak-anak muda yang senang dengan adventure. Dari persamaan itulah kami banyak bertukar cerita tentang berbagai tempat yang pernah kami singgahi. Di situlah awal kedekatan kami.

Satu ketika saya menceritakan tentang pertemuan saya dengan Angga kepada sepupu saya yang juga mengenal sosoknya sedari kecil. Sepupu saya menceritakan kepada saya bahwa ketika masih SD, sepulang sekolah Angga itu selalu jualan Koran dan sehabis jualan Koran dia mengaji di masjid. Hmmm… saat itulah saya jatuh cinta pada sosok yang diceritakan oleh sepupu saya itu. Dalam benak saya berkata: itu mengagumkan !!! Loper koran… anak sekecil itu… di tengah keluarganya yang sangat berkecukupan. Subhanallah.

Ketika saya konfirmasi kepada yang bersangkutan, ternyata… cerita itu benar. Meski pada bagian menjadi loper koran dia sedikit kaget karena ternyata ada yang mengetahui kalau ketika kecil dulu dia adalah loper Koran, padahal dia tak pernah memberitahukan pada siapapun. Hehehe. Ternyata benar kata pepatah, sebaik-baik menyimpan rahasia, pada akhirnya akan ketahuan juga. Jika di tahun 1994 – 1995, anda pernah bertemu dengan anak kecil manis yang berjualan Koran di daerah Senen, mungkin salah satunya adalah suami saya. Hehehe…

Semakin hari… kami semakin dekat dan semakin mengenal satu sama lain. Hampir 1 bulan kami dekat, saya bertanya padanya “Mau di bawa kemana kedekatan kita? Jika kedekatan ini hanya untuk senang-senang, berarti kita cukup berteman saja. Tapi, jika kedekatan ini akan di teruskan, tolong jadikan saya yang halal bagimu”. Sebuah pertanyaan yang bernada tantangan ini di tanggapi dengan berani olehnya. Ternyata dia lebih memilih untuk menjadikan saya yang halal baginya. Alhamdulillah… ternyata dia adalah laki-laki pemberani yang berani untuk membuat janji pernikahan dengan wali saya di dunia ini, ayah tercinta dan dengan pemilik jiwa raga saya, Allah SWT. Ketika di luar sana, laki-laki seusianya malah menunda pernikahan dengan alasan “belum siap”, dia malah dengan beraninya membuat janji dengan Tuhan. Hati saya berkata: Laki-laki seperti inilah yang saya cari.

Berawal dari komitmen inilah, kami merancang pernikahan. Suami saya adalah orang yang sangat idealis. Dia ingin menikah dengan dana sendiri, prinsipnya orang tua itu wajib menikahi, bukan membiayai. Subhanallah… lagi-lagi saya dibuat kagum dengan kepribadiannya. Ternyata, dia laki-laki yang mandiri. Hmm… lagi-lagi, laki – laki seperti inilah yang saya cari. Saya pun tidak mau kalah, saya juga ingin menikah dengan dana sendiri… setelah colek sana colek sini, atur sana atur sini, total uang kami berdua ada 30 juta. Akhirnya kami membuat konsep pernikahan dengan budget 30 juta. Subhanallah… Allah memudahkan kami untuk mewujudkannya. Meskipun syukuran pernikahan kami tidaklah mewah, tapi saya bangga dengan pernikahan kami. Pernikahan 30 Juta.

Mungkin, di luar sana masih banyak laki-laki yang lebih keren darinya. Tapi yang saya bisikan pada Allah SWT dalam do’a adalah saya ingin memiliki suami yang sholeh, yang bisa membaca Al-Qur’an, menjadi imam shalat saya dan berbakti pada orang tuanya. Saya ingin memiliki suami yang menyayangi saya lahir batin dan mau memperjuangkan saya untuk dimiliki. Saya ingin memiliki suami yang mandiri dan punya visi dalam hidupnya. Saya ingin memiliki suami yang tidak berpikir tentang dirinya sendiri, tapi juga berpikir tentang sekitarnya, tentang bangsanya, tentang agamanya. Saya ingin memiliki suami yang bisa menjadi sahabat perjalanan dalam bertualang ke penjuru negeri. Dan semua yang saya inginkan ada padanya…

Sahabat…
Jika saat ini, sang belahan jiwa tak kunjung hadir. Mungkin saja karena anda belum tau pasangan seperti apa yang anda inginkan. Menikah dengan siapa itu penting, tapi jauh lebih penting menikah dengan orang seperti apa. Lihatlah seperti apa dia saat ini dan proyeksikan pasangan anda akan seperti apa di 5 tahun yang akan datang, 10 tahun yang akan datang, 20 tahun yang akan datang. Pantaskah dia menjadi pendamping anda yang baik? Pantaskah dia menjadi orang tua dari anak-anak anda kelak? Apakah dia akan membawa anda pada rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah? Pertanyaan – pertanyaan ini penting untuk anda jawab sebelum menikah karena jawaban dari pertanyaan – pertanyaan inilah yang akan menjadi pengingat anda ketika kapal rumah tangga anda mulai di hadang ujian.

Think again!!! Jika kekasih anda saat ini berjuang keras untuk menjadikan anda kekasihnya, tapi dia tidak berjuang keras untuk menjadikan anda pasangan halalnya. Think again!!! Pikirkanlah ulang untuk menjadikannya pendamping anda. Sekarang pun dia sulit di ajak berjuang untuk mewujudkan harapan atas sebuah pernikahan, apalagi nanti jika anda mengajaknya untuk berjuang mewujudkan cita-cita memiliki rumah, mobil, dan lain sebagainya. Terkadang hidup menuntut anda untuk tegas pada diri anda sendiri. So, hargai masa depan anda dengan memilih yang baik saat ini.

Pantaskanlah diri kita untuk jodoh terbaik yang Tuhan siapkan untuk kita. Perempuan baik hanya untuk laki-laki yang baik, pun sebaliknya. Ini perkataan Tuhan dan Dia tak pernah mengingkari firmannya. So, jika kita ingin memiliki jodoh yang baik, maka jadikanlah kita pribadi yang baik. Jika kita ingin pasangan yang sempurna tanpa cela dan kekurangan, maka kita pun harus menjadi pribadi yang sempurna. Namun, alahkah baiknya jika kita berkaca terlebih dahulu, sesempurna apakah diri kita!. Janganlah meminta yang sempurna, jika kita pun tak mempu memberi yang sempurna.

So, selamat memilih… sertakan Tuhan ketika anda memilih seseorang istimewa itu yah…
Terimakasih terlah membaca catatan saya. Sampai bertemu di catatan selanjutnya ^_^
- Leni Lenceu -

Sabtu, 31 Maret 2012

Kecantikan itu ada di dalam dirimu...

Ada seorang kawan saya yang begitu terobsesi untuk menjadi putih, produk pemutih wajah tak pernah lepas dari incarannya. Jika dibandingkan warna kulit saya yang coklat sawo matang, warna kulitnya terhitung cukup terang-seperti warna kulit orang sunda pada umumnya. Obsesinya cukup menarik perhatian saya untuk mengetahui motif di balik obsesinya itu.

“Kenapa sih kamu pengen banget jadi putih (red: warna kulit tidak gelap)?” tanya saya.

“Ya supaya saya bisa mendapat kekasih” jawabnya.

Sekilas,jawabannya terdengar lucu nan polos, namun ada rasa ironis yang begitu besar. Haruskah menjadi putih supaya kita memiliki kekasih? Dengan tegas saya jawab tidak. Pandangan bahwa cantik itu putih memang tidak bisa dianggap salah. Fenomena yang terjadi dalam kehidupan nyata memang seperti itu adanya. Propaganda dunia iklan produk kecantikan pun ikut menjadi penguat dalam pembentukan opini publik bahwa cantik itu putih. Jika di runut lebih global, sebenarnya opini ini muncul ketika Barbie lahir ke dunia ini pada tahun 1960 an. Barbie adalah simbol keindahan wanita, Barbie adalah sosok wanita sempurna dalam khayalan kaum adam dan Barbie berkembang menjadi model wanita ideal yang membuat banyak kaum Hawa begitu terobsesi untuk menjadi sepertinya. Meski Barbie hanyalah sebuah boneka, tapi kehadirannya memberikan pengaruh yang sangat besar di seluruh dunia. Barbie berkembang menjadi sebuah ikon identitas kecantikan dimana cantik itu putih, langsing, dan modis (Barbie banget).

Saya mencoba berpikir lebih dalam tentang ini. Apakah benar perempuan putih selalu terlihat cantik? Apakah benar perempuan hitam itu tidak cantik? Apakah benar laki-laki itu hanya suka dengan perempuan putih saja? Cukup lama saya memikirkan ini sampai saya menemukan jawabannya dan bisa membuktikan jawaban yang saya dapat. Dan jawaban dari semua pertanyaan tadi adalah tidak. Tidak semua. Tidak semua perempuan putih itu terlihat menarik, tidak semua perempuan hitam itu tidak menarik. Semua kembali kepada kualitas pribadinya masing-masing.

Sahabat pembaca inspirasi perempuan, jika anda adalah kaum Hawa, perempuan itu terlahir indah. Takdir apapun yang telah Tuhan berikan pada kita, percayalah bahwa kita telah diciptakan Tuhan dengan sebaik-baiknya. Jika kita merasa kurang cantik, tak perlu galau. Keindahan itu ada dalam diri kita sendiri, hanya saja keindahan itu terkadang tidak terpancar oleh cara berpakaian kita yang belum baik, cara perilaku kita yang belum santun, cara bersikap yang belum bijaksana. Kita tak perlu menjadi ini atau itu agar dicintai oleh orang lain. Laki-laki memang mahluk visual, mereka mencintai keindahan sehingga laki-laki pasti menginginkan kekasih yang cantik. Ini hal yang wajar, logika membawa mereka berpikir seperti itu. Namun, yang perlu kita pahami, laki-laki mencintai seorang wanita itu karena wanita itu telah menyentuh sebuah rasa di hatinnya. Dan siapapun kita, yang pernah merasakan jatuh cinta, kita jatuh cinta hanya pada seseorang yang kita anggap menarik. Seseorang yang menarik menurut kita belum tentu menarik di mata orang lain, itu karena menarik itu masalah selera.

Seorang laki-laki yang kita anggap tampan belum tentu bisa membuat kita jatuh cinta, malahan terkadang laki-laki yang bisa membuat kita merasa aman dan nyamanlah yang mampu membuat kita begitu mencintai dan menyayanginya. Begitu pun dengan kaum Adam, ketika ada seorang wanita cantik, mereka pasti mengaguminya (bawaan lahir: insting laki-laki menyukai yang indah-indah). Namun, itu hanya cukup dimata mereka saja. Hanya perempuan yang menarik hatinya saja yang bisa membuat kekaguman di mata turun ke hati. Bukan tentang hitam atau putih, kita bisa membuat rasa cinta itu hadir, tapi tentang seberapa menarik diri kita hingga mampu menghadirkan cinta itu.

So... tidak perlu menjadi putih untuk mendapatkan kekasih, bukan? Kaum Adam menyukai perempuan yang percaya diri dan bahagia menjadi dirinya sendiri. Bukan menjadi putih yang harus kita kejar, tapi menjadi pribadi yang menarik yang harus kita kejar. Bagaimana caranya? Sederhana saja... jadilah diri kita sendiri, bukan diri kita yang apa adanya tapi diri kita yang setiap waktu selalu menjadi lebih baik yang selalu menghadirkan hal-hal terbaik yang kita miliki pada Tuhan dan semua mahluknya. Percayalah, kecantikan itu ada selalu di dalam dirimu.

Terimakasih telah membaca catatan saya. Sampai jumpa di catatan selanjutnya bulan depan.

Leni Maryani

Sabtu, 07 Januari 2012

Bukanlah sebuah impian jika itu tak mengganggumu

Pernahkah anda berpikir tentang apa yang ingin anda raih dalam hidup ini? Pernahkah anda gundah dengan kehidupan anda saat ini? Pernahkan anda tersadar bahwa banyak hal yang anda lakukan ternyata malah menjauhkan anda dari impian hidup anda?

Pertanyaan – pertanyaan di atas adalah sebagian kecil dari kegundahan saya selama 6 bulan ke belakang. Kegundahan yang melahirkan konflik batin yang begitu hebat. Saya tersadar begitu banyak hal yang saya lakukan ternyata malah menjauhkan dari impian saya. Saya tersadar begitu banyak pilihan-pilihan tidak tepat yang telah saya pilih dan pilihan itu malah menjauhkan saya dari cita-cita saya. Saya telah menjadi manusia bingung. Tapi kebingungan itu tak sia-sia, kebingungan itu menuntun saya untuk menemukan apa yang benar-benar saya impikan dalam hidup ini.

Tuhan sungguh tahu dengan kebingungan saya. Dia menuntun saya untuk menemukan jawaban atas kegundahan saya dengan cara yang sangat sederhana. Suatu waktu, sahabat perjalanan saya curhat tentang kegundahannya dengan rutinitas pekerjaannya “ Seharusnya gue gak disini, tapi di tempat milik gue sendiri “

Logika saya berkata “ Apalagi yang kau cari, dengan gaji yang sudah lebih dari cukup, seharusnya kau tetap berkarir disini. Hidupmu bahkan hidup kita akan nyaman bila kau tetap disini “

Namun hati saya berkata “ Lihat lebih dekat, Len. Cita-citanya bukanlah menjadi karyawan, tapi menjadi pemimpin “

Akhirnya lisan saya pun berkata “ Bukanlah sebuah impian jika itu tak mengganggu keadaan nyamanmu. Jika bicara soal materi, dengan penghasilan yang kau miliki saat ini, hidupmu sudah sangat nyaman. Tapi ketika sebuah keinginan sudah mengganggu keadaan nyamanmu, berarti itu adalah impianmu yang sesungguhnya. Pilihlah jalan yang akan mendekatkanmu dengan cita-citamu “.

Kehidupan dunia terkadang ‘memaksa’ kita untuk mengambil jalan manapun meskipun jalan itu malah menjauhkan kita dari cita-cita. “Kerja apapun dan dimanapun yang penting punya gaji, yang penting gajinya besar, yang penting di perusahaan ternama”. Terkadang kita memilih untuk seperti itu dan mengesampingkan hati nurani kita yang berkata “Apakah itu impianmu?”.

Impian itu sebuah keinginan yang lahir dari hati yang jujur karena impian adalah wujud dari sebuah minat seseorang dan minat itu timbul dari kecenderungan seseorang pada sesuatu tanpa ada paksaan.

Jadi, apa impian anda dalam hidup ini? Kejarlah cita-citamu sahabat.

Jika jalan yang telah kau pilih sekarang akan mendekatkanmu dengan cita-citamu, jalanlah terus. Jika jalan ini terasa tak nyaman, tetaplah berjalan meski selangkah demi selangkah, yakinkan dirimu bahwa impianmu sedang menunggumu di depan sana.

Namun, jika anda merasa jalan yang anda pilih saat ini adalah jalan yang salah. Tak perlu di sesali, kita hanya perlu berbelok. Perjalanan yang telah anda lewati telah memberi anda begitu banyak pelajaran dan pengalaman. Kelak, itu semua akan berguna bagi kehidupan kita di masa depan.

Bukanlah sebuah impian jika itu tak mengganggu keadaan nyamanmu. Hidup ini singkat, raihlah apa yang anda impikan.

Terimakasih telah membaca catatan Inspirasi Perempuan, semoga memberi inspirasi.

Leni Maryani

Sabtu, 03 Desember 2011

Dibalik Wajah Jelek Saya

Apa kabar sahabat pembaca Inspirasi Perempuan…

Entah di catatan saya yang berjudul apa saya pernah menyampaikan sebuah kalimat bahwa kata “cantik” itu terkadang menjadi penting bagi seorang perempuan. Berkaitan dengan ini saya ingin berbagi cerita dan kebahagiaan bersama anda.

Pada suatu pagi, saya berbincang ringan dengan beberapa orang. Tiba-tiba datang seorang laki-laki dan berbicara dalam bahasa Sunda (Dialog saya tuliskan ulang ke dalam bahasa Indonesia).

“ Katanya ada yang mau nikah ya? Ternyata kamu laku juga, Len ! “

Menyadari bahwa yang menjadi objek ucapan orang itu adalah saya sendiri, saya pun langsung menoleh.

“ Insyaallah, ya gini – gini juga masih ada yang mau sama saya Hehehe “ jawab saya dengan nada bercanda diiringi tawa.

“ Memang bener Len. Orang sejelek apapun pasti ada jodohnya “ jawabnya ringan.

Beberapa detik saya mencoba untuk mencerna maksud di balik kalimatnya, dalam benak saya berpikir “Jadi maksud lo, gue jelek”.

“ Oh… “ Jawab saya dengan nada tidak berminat melanjutkan pembicaraan ini. Menyadari obrolan tiba-tiba vakum, dia langsung pergi kembali ke habitatnya.

Melihatnya pergi saya hanya tersenyum sambil berbicara dalam hati, ternyata orang itu belum berubah sedikit pun. Dia adalah satu-satunya orang di tempat ini yang masuk ke dalam black list kehidupan saya. Saya memblack list dia bukan berarti saya punya dendam terhadapnya, tapi dia punya catatan buruk dalam perjalanan saya di tempat ini.

Sejujurnya saya tidak sakit hati jika saya dinilai tidak cantik alias jelek. Saya sudah terbiasa untuk berkaca diri dan memang sangat saya sadari bahwa saya ini tidak cantik. Sejenak saya berpikir, apakah saya terlalu jelek hingga ada manusia yang sampai hati bilang langsung kalo saya ini jelek atau orang itu yang kecerdasan sosialnya rendah sehingga tidak bisa manjaga ucapannya.

Saya tidak menampik bahwa setiap perempuan pasti ingin menjadi cantik, itu naluri alamiah saya pikir. Tapi saya mencoba mengukur diri dan saya sadar bahwa saya ini tidak cantik. Saya punya bekas luka di wajah, warna kulit saya gelap, hidung saya tidak mancung. Jika ada standarisasi perihal nilai kecantikan seorang perempuan, nilai saya pasti ada di bawah standar. Untungnya sampai hari ini tidak ada standar baku perihal cantik, sehingga terkadang masih ada orang yang bilang saya ini manis yang artinya saya ini tidak cantik pun tidak jelek alias biasa-biasa aja.

Tapi Alhamdulillah yah… meski saya tidak cantik, saya tak lantas menjadi tidak bangga dengan diri sendiri apalagi sampai operasi plastik. Jika orang lain menilai saya hanya dari wajah, mereka hanya akan mendapatkan sebuah Tembaga saja. Tapi seorang Leni Maryani punya banyak hal yang lebih dari sebuah wajah tak rupawan, semakin di gali, anda akan menemukan tambang emas disana (Hehehe ^^v). Yah… seperti Freeport, awalnya yang ditemukan hanya Tembaga saja, ternyata semakin digali terkandung emas yang luar biasa, Hahaha sesuatu banget yah analoginya.

Saya terbiasa menceritakan keseharian saya dengan sahabat sekaligus kekasih saya, saya pun menceritakan hal ini kepadanya. Dalam benak saya penasaran untuk bertanya lagi “Gue cantik gak sih?”. Sebenarnya saya sering mengajukan pertanyaan ini dan jawaban yang diberikannya selalu sama “Kagak”. Saya bersyukur dia menyadari saya ini tidak cantik. Jika dia sampai menjawab bahwa saya ini cantik, saya khawatir minus matanya sudah parah. Hehehe.

“ Kalo gue gak cantik, kenapa lo mau gue jadi calon istri lo? “

“ Do’a gue ada yang kurang “

“Maksudnya?”

“ Dulu gue berdo’a ke Tuhan tentang kriteria istri dan semua yang ada dalam do’a gue itu ada di lo semua. Cuma gak tau kenapa, dulu itu… gue lupa menyertakan poin cantik dalam do’a gue. Jadi ya… Tuhan mengabulkan sesuai dengan pesanan gue”

Saya tertawa terpingkal-pingkal mendengar jawabannya.

“ Dulu pernah ada yang nyuruh gue pake pemutih kulit dan ketika gue tanya kenapa dia pengen gue putih, eh dia jawab untuk memperbaiki keturunan. Kenapa lo gak minta hal yang sama kayak gitu ? “

“ Gue cowok normal. Kalo liat cewek cantik, pasti seneng. Meski gue punya istri Dian Sastro pun, kalo liat Luna Maya gue pasti seneng. Kalo gue menilai cewek untuk jadi istri cuma dari tampang doang, gue bakal cari yang lain (Bukan lo). Tapi gue cari cewek yang bisa jadi istri dan ibu dari anak-anak gue. Gue pengen anak-anak gue itu bukan (hanya) orang yang ganteng dan cantik, tapi gue pengen anak-anak gue itu menjadi orang yang sukses dalam hidupnya kelak dan kesuksesan seorang anak itu sangat dipengaruhi oleh ibunya. Dibalik kesuksesan laki-laki itu ada seorang perempuan (istrinya) dan di balik kesuksesan seorang anak pun ada perempuan (ibunya) “.

Jujur… jawabannya membuat saya terharu dan semakin membuat saya yakin bahwa dia adalah hadiah yang Tuhan berikan untuk saya. Dulu saya pun berdo’a pada Tuhan, saya ingin menikah dengan laki-laki yang bisa menerima saya dengan semua Takdir hidup yang Tuhan berikan pada saya. Sungguh Tuhan itu maha pengabul do’a, saya adalah jawaban dari do’anya dan dia pun adalah jawaban dari do’a saya.

Sahabat pembaca Inspirasi Perempuan, jika anda merasa wajah anda tak rupawan atau ada yang pernah meremehkan anda karena anda tak rupawan. Jangan berkecil hati, meski tidak sedikit orang – orang di sekitar kita yang menilai hanya dari tampilan luar dan rupa saja, tapi percayalah masih banyak orang yang mampu menilai kita lebih dari selapis kulit wajah. Buka mata hati anda, anda tidak hanya memiliki wajah untuk anda tunjukkan pada dunia, anda memiliki lebih dari itu bahkan anda memiliki banyak hal yang bisa anda kembangkan untuk menjadi manusia yang menarik.

Cantik itu penting, tapi menjadi pribadi yang menarik itu jauh lebih penting. Saya yakin setiap manusia itu punya sisi menarik masing-masing. Berikan raga terbaik dalam setiap sisi hidup kita; berpakaianlah yang baik, berucaplah yang baik, bersikaplah yang baik. Berikan hati terindah untuk orang-orang di sekitar kita dan berikan jiwa terdamai untuk kehidupan ini. Tak ada takdir yang salah, setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan. Syukuri apa yang ada, anda adalah hadiah terindah untuk kehidupan anda. Meski Tuhan memberikan saya wajah yang tak rupawan, namun Tuhan memberikan banyak kelebihan dan hadiah pada saya. Saya pun yakin, Tuhan bertindak yang sama pada anda.

Sampai bertemu di catatan selanjutnya, semoga memberi inspirasi. Mohon do’anya semoga saya sampai pada apa yang diimpikan oleh setiap perempuan; Menikah.

Leni Maryani