Cinta…
Tahukah kamu apa itu sayang?
Cinta...
Sayang itu adalah cinta tanpa tapi, aku tak tahu pujangga mana yang pertama kali mengucapkan kalimat indah ini, yang pastiaku bukanlah sang pujangga itu. Terimakasih...kata-kata anda membuat saya masih menyimpan kepercayaan pada tulusnya sebuah cinta.
Cinta... sayang itu cinta tanpa tapi. Ya, tanpa TAPI. Tanpa sebuah syarat yang harus terpenuhi untuk membuat sayang itu ada. Sayang itu akan menerima cintanya apa adanya dengan segala kekurangan kelebihannya, menerima segala baik dan buruknya. Melihat cintanya kedalam jiwanya bukan melihat siapa dirinya. Sayang itu akan tetap berada disamping cintanya, disaat sang cintanya lemah atau kuat, disaat sang cintanya tersenyum atau menangis, disaat sang cintanya sedang terjatuh atau berdiri. Cinta, sayang itu akan tetap ada bagaimanapun keadaan sang cintanya. Sayang itu tidak mudah pergi semudah makan coklat karena sayang itu cinta tanpa TAPI. Tanpa pengecualian atas sebuah kondisi. Sayang itu akan tetap ada karena tidak ada TAPI dalam sayang.
Sayang itu adalah cinta tanpa pamrih. Sayang itu tak butuh dibalas karena sayang itu berbeda dengan cinta yang butuh sebuah balasan. Aku yakin, kita memahami bagaimana menderitanya ketika cinta tak terbalas alias bertepuk sebelah tangan. Namun, sayang itu berbeda. Dia tak butuh sebelah tangan lagi untuk bertepuk. Ada tulus dalam bangunan sayang. Sayang itu akan tetap ada walaupun orang yang disayang itu tak membalasnya, tak tahu sama sekali atau bahkan tak mau menerimanya. Sayang itu akan tetap ada walaupun orang yang disayanginya, menyakitinya ratusan kali. Karena... sayang itu hanya butuh diberikan.Tak lebih.
Sayang itu tidak buta. Jika cinta itu bisa buta, sayang tidaklah buta. Sayang itu melihat, mendengar, merasakan. Jika dalam cinta ada istilah ”kalau sedang jatuh cinta...tai kotok serasa coklat”. Dalam sayang, pikiran masih waras. Kamu tahu kenapa cinta? Karena sayang itu bukan cinta yang menggebu-gebu sampai-sampai waktu terasa lama sekali karena rindu ingin bertemu. Sayang itu bukan cinta yang buta sampai-sampai tai kotok serasa coklat. Sayang tidak sedangkal itu. Sayang lebih dalam, jauh lebih dalam dari itu. Dalam sayang itu masih bersemayam pikiran waras. Sayang akan tetap menangis ketika sang cintanya belum pulang ke rumah tanpa kabar padahal pagi segera tiba. Sayang akan tetap menangis ketika sang cinta jatuh terpuruk tak berdaya dan sayang akan berusaha membangkitkannya untuk kembali berdiri menghadapi hidup.
Sayang itu tak terbatas waktu. Sayang itu tak kenal dengan waktu. Bukan hanya di tanggal-tanggal atau hari-hari tertentu sayang itu menjadi hal yang spesial. Sayang itu setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik. Sayang terlalu luas untuk dibatasi waktu. Karena waktu tidak bisa membatasi sayang ini. Hingga kelak senja nanti, sayang itu akan tetap hidup.
Sayang itu selalu mengerti. Dalam sayang itu selalu ada pengertian satu sama lain. Saling menerima apa yang terjadi. Berbuat yang terbaik untuk cintanya. Memberikan yang terbaik untuk cintanya. Dalam sayang itu bukan hanya selalu mengerti dari salah satu pihak saja. Namun, dari keduanya. Dalam sayang itu, bukan hanya selalu minta dimengerti tetapi juga selalu mengerti cintanya. Dalam sayang itu, bukan hanya selalu minta dimengerti tapi juga berusaha pula untuk menjadi orang yang dapat dimengerti. Sayang itu akan lepas dari kalimat ”Capek ngerti’in kamu” karena sayang itu selalu mengerti, selalu dan selalu mengerti, tanpa ada batas.
Sayang itu saling percaya. Dalam bangunan sayang, tidak ada istilah prasangka atau curiga karena sayang itu menyimpan kepercayaan satu sama lain. Kepercayaan yang diberikan, dijaga dan dipelihara oleh satu sama lain. Dalam sayang, kita semua hanya memakai kaca mata positive thinking yang dibingkai oleh kejujuran dan kepercayaan.
Sayang itu saling setia. Cinta... setia adalah tetap bersama cintanya walaupun ada orang lain yang ”lebih” dari cintanya. Setia adalah tetap menjaga diri dan hati walaupun ada orang lain yang lebih menarik hati. Setia adalah mencintai apa yang dimiliki.
Sayang itu kan mengobati. Selama apapun kita telah hidup bersama cinta kita. Ada Susah senang. Ada Tawa tangis. Ada kosong mengisi. Ada isi yang mengalir. Ada haru. Ada air mata. Ada senyum. Ada kecewa. Ada sakit hati. Ada bahagia. Ada derita. Semua itu akan terobati oleh sayang karena sayang dilahirkan bukan untuk menyakiti. Sayang dilahirkan untuk mengobati jiwa dan hati yang percaya pada cinta. Selama apapun kita telah hidup bersama cinta kita, tak akan pernah ada istilah bosan karena kita saling menyayangi dimana kita hanya ingin hidup disamping orang yang kita sayangi. Sampai kapanpun, bagaimana pun keadaannya, kita akan selalu mendampingi orang yang kita sayangi.
Sayang itu universal. Walaupun sayang itu hanya enam hurup, sayang itu tanpa batas sebuah peran. Sayang itu bukan hanya untuk pasangan laki-laki dan perempuan saja, namun sayang juga menyelimuti kita dengan orang tua atau anak kita, kita dengan kakak atau adik kita, kita dengan tetangga kita, kita dengan saudara kita, kita dengan teman dan sahabat kita, kita dengan orang sama sekali tidak kita kenal bahkan dengan tumbuhan dan hewan yang ada di bumi ini. Ada sayang dalam semua itu.
Tahukah kamu apa itu sayang?
Cinta...
Sayang itu adalah cinta tanpa tapi, aku tak tahu pujangga mana yang pertama kali mengucapkan kalimat indah ini, yang pastiaku bukanlah sang pujangga itu. Terimakasih...kata-kata anda membuat saya masih menyimpan kepercayaan pada tulusnya sebuah cinta.
Cinta... sayang itu cinta tanpa tapi. Ya, tanpa TAPI. Tanpa sebuah syarat yang harus terpenuhi untuk membuat sayang itu ada. Sayang itu akan menerima cintanya apa adanya dengan segala kekurangan kelebihannya, menerima segala baik dan buruknya. Melihat cintanya kedalam jiwanya bukan melihat siapa dirinya. Sayang itu akan tetap berada disamping cintanya, disaat sang cintanya lemah atau kuat, disaat sang cintanya tersenyum atau menangis, disaat sang cintanya sedang terjatuh atau berdiri. Cinta, sayang itu akan tetap ada bagaimanapun keadaan sang cintanya. Sayang itu tidak mudah pergi semudah makan coklat karena sayang itu cinta tanpa TAPI. Tanpa pengecualian atas sebuah kondisi. Sayang itu akan tetap ada karena tidak ada TAPI dalam sayang.
Sayang itu adalah cinta tanpa pamrih. Sayang itu tak butuh dibalas karena sayang itu berbeda dengan cinta yang butuh sebuah balasan. Aku yakin, kita memahami bagaimana menderitanya ketika cinta tak terbalas alias bertepuk sebelah tangan. Namun, sayang itu berbeda. Dia tak butuh sebelah tangan lagi untuk bertepuk. Ada tulus dalam bangunan sayang. Sayang itu akan tetap ada walaupun orang yang disayang itu tak membalasnya, tak tahu sama sekali atau bahkan tak mau menerimanya. Sayang itu akan tetap ada walaupun orang yang disayanginya, menyakitinya ratusan kali. Karena... sayang itu hanya butuh diberikan.Tak lebih.
Sayang itu tidak buta. Jika cinta itu bisa buta, sayang tidaklah buta. Sayang itu melihat, mendengar, merasakan. Jika dalam cinta ada istilah ”kalau sedang jatuh cinta...tai kotok serasa coklat”. Dalam sayang, pikiran masih waras. Kamu tahu kenapa cinta? Karena sayang itu bukan cinta yang menggebu-gebu sampai-sampai waktu terasa lama sekali karena rindu ingin bertemu. Sayang itu bukan cinta yang buta sampai-sampai tai kotok serasa coklat. Sayang tidak sedangkal itu. Sayang lebih dalam, jauh lebih dalam dari itu. Dalam sayang itu masih bersemayam pikiran waras. Sayang akan tetap menangis ketika sang cintanya belum pulang ke rumah tanpa kabar padahal pagi segera tiba. Sayang akan tetap menangis ketika sang cinta jatuh terpuruk tak berdaya dan sayang akan berusaha membangkitkannya untuk kembali berdiri menghadapi hidup.
Sayang itu tak terbatas waktu. Sayang itu tak kenal dengan waktu. Bukan hanya di tanggal-tanggal atau hari-hari tertentu sayang itu menjadi hal yang spesial. Sayang itu setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik. Sayang terlalu luas untuk dibatasi waktu. Karena waktu tidak bisa membatasi sayang ini. Hingga kelak senja nanti, sayang itu akan tetap hidup.
Sayang itu selalu mengerti. Dalam sayang itu selalu ada pengertian satu sama lain. Saling menerima apa yang terjadi. Berbuat yang terbaik untuk cintanya. Memberikan yang terbaik untuk cintanya. Dalam sayang itu bukan hanya selalu mengerti dari salah satu pihak saja. Namun, dari keduanya. Dalam sayang itu, bukan hanya selalu minta dimengerti tetapi juga selalu mengerti cintanya. Dalam sayang itu, bukan hanya selalu minta dimengerti tapi juga berusaha pula untuk menjadi orang yang dapat dimengerti. Sayang itu akan lepas dari kalimat ”Capek ngerti’in kamu” karena sayang itu selalu mengerti, selalu dan selalu mengerti, tanpa ada batas.
Sayang itu saling percaya. Dalam bangunan sayang, tidak ada istilah prasangka atau curiga karena sayang itu menyimpan kepercayaan satu sama lain. Kepercayaan yang diberikan, dijaga dan dipelihara oleh satu sama lain. Dalam sayang, kita semua hanya memakai kaca mata positive thinking yang dibingkai oleh kejujuran dan kepercayaan.
Sayang itu saling setia. Cinta... setia adalah tetap bersama cintanya walaupun ada orang lain yang ”lebih” dari cintanya. Setia adalah tetap menjaga diri dan hati walaupun ada orang lain yang lebih menarik hati. Setia adalah mencintai apa yang dimiliki.
Sayang itu kan mengobati. Selama apapun kita telah hidup bersama cinta kita. Ada Susah senang. Ada Tawa tangis. Ada kosong mengisi. Ada isi yang mengalir. Ada haru. Ada air mata. Ada senyum. Ada kecewa. Ada sakit hati. Ada bahagia. Ada derita. Semua itu akan terobati oleh sayang karena sayang dilahirkan bukan untuk menyakiti. Sayang dilahirkan untuk mengobati jiwa dan hati yang percaya pada cinta. Selama apapun kita telah hidup bersama cinta kita, tak akan pernah ada istilah bosan karena kita saling menyayangi dimana kita hanya ingin hidup disamping orang yang kita sayangi. Sampai kapanpun, bagaimana pun keadaannya, kita akan selalu mendampingi orang yang kita sayangi.
Sayang itu universal. Walaupun sayang itu hanya enam hurup, sayang itu tanpa batas sebuah peran. Sayang itu bukan hanya untuk pasangan laki-laki dan perempuan saja, namun sayang juga menyelimuti kita dengan orang tua atau anak kita, kita dengan kakak atau adik kita, kita dengan tetangga kita, kita dengan saudara kita, kita dengan teman dan sahabat kita, kita dengan orang sama sekali tidak kita kenal bahkan dengan tumbuhan dan hewan yang ada di bumi ini. Ada sayang dalam semua itu.