Kalimat ini saya dengar pertama kali dari kawan saya, Cevi Afrian & M. Fanny Maulid. Kala itu kami tergabung dalam Dewan Pengurus XXVIII Himbio Unpad. Jika tak salah mengingat, kalimat ini lahir dari nasehat Kang Sigit ’01 & Teh Simbar ’01.
Jamu itu rasanya pahit, tapi baik untuk kesehatan kita. Kadang hidup ini pun pahit sekali rasanya, tapi terkadang itulah yang terbaik untuk kita.
Sahabat, pernahkah anda merasa bahwa terkadang hidup ini begitu pahit? Mungkin ada diantara anda yang berpikir “perihal manis atau pahit, semuanya tergantung dari cara kita memandang”. Saya sepakat dengan anda, tapi saya hanyalah manusia biasa yang tak bisa membohongi hati perihal rasa. Lidah ini tak bisa berbohong tentang rasa, rasa kopi tetaplah pahit dan rasa gula tetaplah manis. Begitu pun hati ini, rasa sakit tetaplah pahit dan rasa senang tetaplah manis. Perihal rasa, kita tak akan pernah bisa berbohong. Biarlah pahit tetap menjadi pahit, namun kita masih bisa membuat pahit ini baik untuk kita. Ya, seperti jamu. Di manapun, rasa jamu tetaplah pahit, namun bukankah kita bisa menjadi sehat dengannya.
Dalam 1 bulan ini, entah kenapa, saya sering sekali di pertemukan dengan orang-orang jahat yang memanfaatkan kepolosan orang lain. Seseorang yang memiliki kemampuan untuk menghipnotis, menggunakan skill nya untuk mencuri dan menipu. Ahhh mereka itu orang-orang munafik yang berwajah & bersikap baik, tapi di belakang mereka ‘membunuh’. Pahit sekali rasanya ketika menjadi korban dari kemunafikan mereka. Pahit memang, tapi setidaknya saya menjadi tahu bahwa kita patut berhati-hati dengan orang yang ‘sok kenal sok deket’ pada kita. Alhamdulillah Tuhan masih melindungi saya dan semoga Dia selalu melindungi kita dari orang-orang seperti mereka.
Maaf jika saya kaitkan topik kali ini dengan cinta (request dari kawan saya, Yulia Aluie). Ya, begitu pun dengan cinta, terkadang cinta itu pahit, tapi mungkin saja itu baik untuk kita. Ahhh untuk kalimat ini saya tidak mengatakannya dengan sepenuh hati karena saya merasa belum bisa menjalankan yang satu ini dengan baik. Hehehe ^^v 1,3 tahun lalu saya pernah merasakan pahitnya cinta, hmmm jujur saja rasa pahit itu memang memberi banyak perubahan pada saya. Namun, sungguh rasa pahit itu membuat saya mati rasa. Sehingga, entahlah… apakah perubahan yang terjadi sebanding dengan mati rasa yang saya alami atau tidak. Ini menjadi PR besar saya di tahun 2010 dan tampaknya akan kembali menjadi PR besar yang harus saya bereskan di tahun 2011. Nah… jadi untuk para fans saya (hahaha *narsis*), jika kalian penasaran kenapa saya tetap single, inilah salah satu jawabannya. Saya belum menemukan seseorang yang bisa ‘menyentuh’ hati saya. Jadi, tolong jangan berikan lagi pertanyaan “kok belum punya kekasih, padahal cantik, padahal sudah 24 tahun, padahal banyak yang suka, padahal inilah, padahal itulah… ?”. Bukan karena saya sangat selektif atau sangat pemilih. Bukan. Tapi, karena memang saya belum menemukan sosok yang mampu membuat ‘rasa’ itu kembali hadir. Saya tidak diam di tempat, saya sedang dalam perjalanan mencari rasa yang hilang itu. Sebuah rasa yang mampu membuat saya berkata “saya ingin hidup denganmu selamanya”. Sebuah rasa yang mampu membuat saya melihatnya berbeda dengan laki-laki lain. Sebuah rasa yang mampu membuat saya berkata “saya mencintaimu”. Saya sedang mencari rasa itu dan saya yakin akan menemukannya.
Terlepas dari itu, jika ada diantara anda yang pernah merasakan pahitnya cinta. Meskipun saya tak mengucapkannya dengan sepenuh hati bahwa pahitnya cinta akan baik untuk kita. Saya masih menyimpan keyakinan bahwa pahitnya cinta akan memberi kebaikan untuk kita. Kenapa? Karena cinta adalah bagian dari kehidupan ini. Mungkin kita harus bertemu dengan orang jahat, sebelum bertemu dengan orang baik. Mungkin kita harus bertemu dengan cinta yang salah, sebelum bertemu dengan cinta yang tepat. Mungkin kita harus merasakan pahit dulu sebelum merasakan manis. Sebesar apapun keraguan saya pada konsep ini, saya masih sangat percaya bahwa tak ada yang tak berguna di dunia ini. Saya masih sangat percaya bahwa pahitnya hidup & cinta itu memberi kebaikan untuk kita karena pada saat itulah jiwa kita dibentuk untuk menjadi lebih baik. So, jamu itu memang pahit, tapi baik untuk kesehatan kita. ^^v
Terimakasih telah membaca tulisan saya, sampai bertemu di catatan selanjutnya.
Leni Maryani