Halo sahabat Inspirasi Perempuan, semoga kedamaian hati selalu menyelimuti putaran waktu dalam hidup kita semua.
Perempuan, jika anda tengah mengalami sebuah ujian hidup yang begitu menyakitkan, jangan pernah berpikir bahwa Tuhan itu jahat pada kita. Sadarilah bahwa semakin kita dewasa, ujian akan semakin banyak dan besar. Ini adalah hukum kehidupan yang pasti. Jangankan kita yang terlahir sebagai manusia, pohon pun semakin dia tua dan bertambah tinggi, akan semakin besar angin yang menerpa. Bukankah kita sering mendengar kiasan ini.
Menjadi tua itu pasti, menjadi dewasapun pasti. Hanya saja, apakah kita akan menjadi dewasa oleh diri sendiri dengan cara mau belajar bersusah payah untuk menjadi dewasa ataukah kita perlu diberi sedikit tamparan dari Tuhan untuk membuat kita menjadi dewasa. Saya menjadi (sedikit) dewasa sebagai perempuan karena saya pernah ditampar oleh Tuhan. Di masa lalu, Tuhan menampar saya dengan sangat menyakitkan. Tamparan itu membuat saya jatuh terpuruk, menangis dan marah. Namun ternyata tamparan itu pun menuntun saya menemukan jati diri yang sesungguhnya, membimbing saya untuk kembali pulang pada kedamaian hidup bersama-Nya dan mengubah saya menjadi perempuan yang saat ini tulisannya selalu hadir di hadapan anda setiap pekannya.
Sekilas, memang terkesan jahat. Tuhan yang maha pengasih dan penyayang begitu teganya menampar hamba-Nya hingga jatuh tersungkur ke titik nadir. Namun, Tuhan lebih tahu siapa dan seperti apa kita, bahkan Tuhan lebih tahu tentang kita daripada diri kita sendiri. Tuhan maha tahu dengan cara apa membuat hamba-Nya tersadar dan menjadi lebih baik. Mungkin ada diantara kita yang dapat sadar kembali ke jalan yang lurus dengan cara diberi ujian ringan, pun ada juga yang harus diberi ujian berat baru tersadar akan kelalaiannya. Semua itu, tak lain untuk menempa kita menjadi manusia yang lebih baik.
Perempuan, menjadilah dewasa sesuai usiamu. Jangan menunggu Tuhan menamparmu terlebih dahulu untuk menjadi dewasa, karena itu lebih menyakitkan ketimbang kau mau belajar dewasa sendiri. Jika usiamu sekarang 30-an, bersikap dan berpikirlah seperti perempuan 30 tahun, jangan seperti gadis 17 tahun yang hidupnya masih dipenuhi euphoria pencarian jati diri. Lihatlah kehidupanmu saat ini, sekitarmu ingin melihat anda sebagai seorang perempuan dewasa yang telah matang raganya dan dewasa jiwanya. Pun jika anda berusia 20-an, belajarlah untuk memahami dirimu sendiri dan sekitarmu karena kau akan menjadi dewasa ketika kau mampu memahami dirimu sendiri dan sekitarmu. Maaf jika terkesan seperti nenek tua memberi petuah, hehehe ^^v, usia saya saat ini 24 tahun dan usia anda semua berada di interval 20 sampai 35 tahun. Silakan anda menilai saya dewasa atau tidak, tapi yang pasti saya sedang belajar untuk menjadi perempuan dewasa dan berbagi inspirasi bersama anda semua adalah salah satu cara saya mendewasakan diri. Satu pesan yang ingin saya tekankan dalam Inspirasi Perempuan kali ini adalah mari kita belajar menjadi dewasa tanpa harus ditampar terlebih dahulu oleh Tuhan.
Tuhan itu baik, meski terkadang cara Tuhan untuk menyadarkan kita tak selalu lembut, tapi Tuhan tak pernah jahat pada hamba-Nya. Andaikan dulu Tuhan tidak menampar saya, mungkin saya akan benar-benar lupa jalan pulang kembali pada-Nya. Perempuan, jika sebuah rasa sakit mampu membuat kita menjadi perempuan yang lebih baik, maka rasa sakit itu adalah kebaikan bagi kita. Jika sebuah rasa kecewa mampu membuat kita menjadi perempuan yang lebih bijaksana, maka rasa kecewa itu adalah kebaikan bagi kita. Jika sebuah rasa sedih mampu membuat kita menjadi perempuan yang lebih kuat, maka rasa sedih itu adalah kebaikan bagi kita.
Seperti pohon, ia mampu tetap berdiri kokoh dan anggun diterpa angin karena ia berdiri dengan akar yang menghujam ke bumi dengan kuatnya. Perempuan, berdirilah diatas kedua kakimu sendiri, berdirilah dengan hati dan jiwa yang membumi. Melalui akar, pohon mengambil nutrisi dan digunakannya untuk bertumbuh dan berkembang hingga mampu menjadi pohon besar yang meneduhkan sekitarnya. Melalui hati dan jiwalah kita dapat mengambil nilai dan pelajaran kehidupan untuk menjadikan kita lebih dewasa hingga mampu menjadi penenang disaat sekitarnya gaduh, mencoba untuk memahami disaat sekitar hanya ingin dimengerti, dan selalu memberi disaat sekitar selalu menuntut untuk diberi. Inilah dewasa, tidak mudah memang, tapi kita harus belajar untuk dewasa sebelum Tuhan menampar kita, memaksa kita untuk menjadi dewasa.
Dengan cinta untuk perempuan Indonesia,
Leni Maryani
Perempuan, jika anda tengah mengalami sebuah ujian hidup yang begitu menyakitkan, jangan pernah berpikir bahwa Tuhan itu jahat pada kita. Sadarilah bahwa semakin kita dewasa, ujian akan semakin banyak dan besar. Ini adalah hukum kehidupan yang pasti. Jangankan kita yang terlahir sebagai manusia, pohon pun semakin dia tua dan bertambah tinggi, akan semakin besar angin yang menerpa. Bukankah kita sering mendengar kiasan ini.
Menjadi tua itu pasti, menjadi dewasapun pasti. Hanya saja, apakah kita akan menjadi dewasa oleh diri sendiri dengan cara mau belajar bersusah payah untuk menjadi dewasa ataukah kita perlu diberi sedikit tamparan dari Tuhan untuk membuat kita menjadi dewasa. Saya menjadi (sedikit) dewasa sebagai perempuan karena saya pernah ditampar oleh Tuhan. Di masa lalu, Tuhan menampar saya dengan sangat menyakitkan. Tamparan itu membuat saya jatuh terpuruk, menangis dan marah. Namun ternyata tamparan itu pun menuntun saya menemukan jati diri yang sesungguhnya, membimbing saya untuk kembali pulang pada kedamaian hidup bersama-Nya dan mengubah saya menjadi perempuan yang saat ini tulisannya selalu hadir di hadapan anda setiap pekannya.
Sekilas, memang terkesan jahat. Tuhan yang maha pengasih dan penyayang begitu teganya menampar hamba-Nya hingga jatuh tersungkur ke titik nadir. Namun, Tuhan lebih tahu siapa dan seperti apa kita, bahkan Tuhan lebih tahu tentang kita daripada diri kita sendiri. Tuhan maha tahu dengan cara apa membuat hamba-Nya tersadar dan menjadi lebih baik. Mungkin ada diantara kita yang dapat sadar kembali ke jalan yang lurus dengan cara diberi ujian ringan, pun ada juga yang harus diberi ujian berat baru tersadar akan kelalaiannya. Semua itu, tak lain untuk menempa kita menjadi manusia yang lebih baik.
Perempuan, menjadilah dewasa sesuai usiamu. Jangan menunggu Tuhan menamparmu terlebih dahulu untuk menjadi dewasa, karena itu lebih menyakitkan ketimbang kau mau belajar dewasa sendiri. Jika usiamu sekarang 30-an, bersikap dan berpikirlah seperti perempuan 30 tahun, jangan seperti gadis 17 tahun yang hidupnya masih dipenuhi euphoria pencarian jati diri. Lihatlah kehidupanmu saat ini, sekitarmu ingin melihat anda sebagai seorang perempuan dewasa yang telah matang raganya dan dewasa jiwanya. Pun jika anda berusia 20-an, belajarlah untuk memahami dirimu sendiri dan sekitarmu karena kau akan menjadi dewasa ketika kau mampu memahami dirimu sendiri dan sekitarmu. Maaf jika terkesan seperti nenek tua memberi petuah, hehehe ^^v, usia saya saat ini 24 tahun dan usia anda semua berada di interval 20 sampai 35 tahun. Silakan anda menilai saya dewasa atau tidak, tapi yang pasti saya sedang belajar untuk menjadi perempuan dewasa dan berbagi inspirasi bersama anda semua adalah salah satu cara saya mendewasakan diri. Satu pesan yang ingin saya tekankan dalam Inspirasi Perempuan kali ini adalah mari kita belajar menjadi dewasa tanpa harus ditampar terlebih dahulu oleh Tuhan.
Tuhan itu baik, meski terkadang cara Tuhan untuk menyadarkan kita tak selalu lembut, tapi Tuhan tak pernah jahat pada hamba-Nya. Andaikan dulu Tuhan tidak menampar saya, mungkin saya akan benar-benar lupa jalan pulang kembali pada-Nya. Perempuan, jika sebuah rasa sakit mampu membuat kita menjadi perempuan yang lebih baik, maka rasa sakit itu adalah kebaikan bagi kita. Jika sebuah rasa kecewa mampu membuat kita menjadi perempuan yang lebih bijaksana, maka rasa kecewa itu adalah kebaikan bagi kita. Jika sebuah rasa sedih mampu membuat kita menjadi perempuan yang lebih kuat, maka rasa sedih itu adalah kebaikan bagi kita.
Seperti pohon, ia mampu tetap berdiri kokoh dan anggun diterpa angin karena ia berdiri dengan akar yang menghujam ke bumi dengan kuatnya. Perempuan, berdirilah diatas kedua kakimu sendiri, berdirilah dengan hati dan jiwa yang membumi. Melalui akar, pohon mengambil nutrisi dan digunakannya untuk bertumbuh dan berkembang hingga mampu menjadi pohon besar yang meneduhkan sekitarnya. Melalui hati dan jiwalah kita dapat mengambil nilai dan pelajaran kehidupan untuk menjadikan kita lebih dewasa hingga mampu menjadi penenang disaat sekitarnya gaduh, mencoba untuk memahami disaat sekitar hanya ingin dimengerti, dan selalu memberi disaat sekitar selalu menuntut untuk diberi. Inilah dewasa, tidak mudah memang, tapi kita harus belajar untuk dewasa sebelum Tuhan menampar kita, memaksa kita untuk menjadi dewasa.
Dengan cinta untuk perempuan Indonesia,
Leni Maryani