Rabu, 16 September 2009

Cinta, sayang itu...

Cinta…
Tahukah kamu apa itu sayang?

Cinta...
Sayang itu adalah cinta tanpa tapi, aku tak tahu pujangga mana yang pertama kali mengucapkan kalimat indah ini, yang pastiaku bukanlah sang pujangga itu. Terimakasih...kata-kata anda membuat saya masih menyimpan kepercayaan pada tulusnya sebuah cinta.

Cinta... sayang itu cinta tanpa tapi. Ya, tanpa TAPI. Tanpa sebuah syarat yang harus terpenuhi untuk membuat sayang itu ada. Sayang itu akan menerima cintanya apa adanya dengan segala kekurangan kelebihannya, menerima segala baik dan buruknya. Melihat cintanya kedalam jiwanya bukan melihat siapa dirinya. Sayang itu akan tetap berada disamping cintanya, disaat sang cintanya lemah atau kuat, disaat sang cintanya tersenyum atau menangis, disaat sang cintanya sedang terjatuh atau berdiri. Cinta, sayang itu akan tetap ada bagaimanapun keadaan sang cintanya. Sayang itu tidak mudah pergi semudah makan coklat karena sayang itu cinta tanpa TAPI. Tanpa pengecualian atas sebuah kondisi. Sayang itu akan tetap ada karena tidak ada TAPI dalam sayang.

Sayang itu adalah cinta tanpa pamrih. Sayang itu tak butuh dibalas karena sayang itu berbeda dengan cinta yang butuh sebuah balasan. Aku yakin, kita memahami bagaimana menderitanya ketika cinta tak terbalas alias bertepuk sebelah tangan. Namun, sayang itu berbeda. Dia tak butuh sebelah tangan lagi untuk bertepuk. Ada tulus dalam bangunan sayang. Sayang itu akan tetap ada walaupun orang yang disayang itu tak membalasnya, tak tahu sama sekali atau bahkan tak mau menerimanya. Sayang itu akan tetap ada walaupun orang yang disayanginya, menyakitinya ratusan kali. Karena... sayang itu hanya butuh diberikan.Tak lebih.

Sayang itu tidak buta. Jika cinta itu bisa buta, sayang tidaklah buta. Sayang itu melihat, mendengar, merasakan. Jika dalam cinta ada istilah ”kalau sedang jatuh cinta...tai kotok serasa coklat”. Dalam sayang, pikiran masih waras. Kamu tahu kenapa cinta? Karena sayang itu bukan cinta yang menggebu-gebu sampai-sampai waktu terasa lama sekali karena rindu ingin bertemu. Sayang itu bukan cinta yang buta sampai-sampai tai kotok serasa coklat. Sayang tidak sedangkal itu. Sayang lebih dalam, jauh lebih dalam dari itu. Dalam sayang itu masih bersemayam pikiran waras. Sayang akan tetap menangis ketika sang cintanya belum pulang ke rumah tanpa kabar padahal pagi segera tiba. Sayang akan tetap menangis ketika sang cinta jatuh terpuruk tak berdaya dan sayang akan berusaha membangkitkannya untuk kembali berdiri menghadapi hidup.

Sayang itu tak terbatas waktu. Sayang itu tak kenal dengan waktu. Bukan hanya di tanggal-tanggal atau hari-hari tertentu sayang itu menjadi hal yang spesial. Sayang itu setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik. Sayang terlalu luas untuk dibatasi waktu. Karena waktu tidak bisa membatasi sayang ini. Hingga kelak senja nanti, sayang itu akan tetap hidup.

Sayang itu selalu mengerti. Dalam sayang itu selalu ada pengertian satu sama lain. Saling menerima apa yang terjadi. Berbuat yang terbaik untuk cintanya. Memberikan yang terbaik untuk cintanya. Dalam sayang itu bukan hanya selalu mengerti dari salah satu pihak saja. Namun, dari keduanya. Dalam sayang itu, bukan hanya selalu minta dimengerti tetapi juga selalu mengerti cintanya. Dalam sayang itu, bukan hanya selalu minta dimengerti tapi juga berusaha pula untuk menjadi orang yang dapat dimengerti. Sayang itu akan lepas dari kalimat ”Capek ngerti’in kamu” karena sayang itu selalu mengerti, selalu dan selalu mengerti, tanpa ada batas.

Sayang itu saling percaya. Dalam bangunan sayang, tidak ada istilah prasangka atau curiga karena sayang itu menyimpan kepercayaan satu sama lain. Kepercayaan yang diberikan, dijaga dan dipelihara oleh satu sama lain. Dalam sayang, kita semua hanya memakai kaca mata positive thinking yang dibingkai oleh kejujuran dan kepercayaan.

Sayang itu saling setia. Cinta... setia adalah tetap bersama cintanya walaupun ada orang lain yang ”lebih” dari cintanya. Setia adalah tetap menjaga diri dan hati walaupun ada orang lain yang lebih menarik hati. Setia adalah mencintai apa yang dimiliki.

Sayang itu kan mengobati. Selama apapun kita telah hidup bersama cinta kita. Ada Susah senang. Ada Tawa tangis. Ada kosong mengisi. Ada isi yang mengalir. Ada haru. Ada air mata. Ada senyum. Ada kecewa. Ada sakit hati. Ada bahagia. Ada derita. Semua itu akan terobati oleh sayang karena sayang dilahirkan bukan untuk menyakiti. Sayang dilahirkan untuk mengobati jiwa dan hati yang percaya pada cinta. Selama apapun kita telah hidup bersama cinta kita, tak akan pernah ada istilah bosan karena kita saling menyayangi dimana kita hanya ingin hidup disamping orang yang kita sayangi. Sampai kapanpun, bagaimana pun keadaannya, kita akan selalu mendampingi orang yang kita sayangi.

Sayang itu universal. Walaupun sayang itu hanya enam hurup, sayang itu tanpa batas sebuah peran. Sayang itu bukan hanya untuk pasangan laki-laki dan perempuan saja, namun sayang juga menyelimuti kita dengan orang tua atau anak kita, kita dengan kakak atau adik kita, kita dengan tetangga kita, kita dengan saudara kita, kita dengan teman dan sahabat kita, kita dengan orang sama sekali tidak kita kenal bahkan dengan tumbuhan dan hewan yang ada di bumi ini. Ada sayang dalam semua itu.

Cantik itu...

Cantik. Satu kata yang menjadi penting untuk seorang perempuan. Sampai hari ini, aku belum menemukan definisi cantik yang mutlak. Itu berarti… cantik itu tak ada batasan yang mutlak alias relatif. Walaupun banyak yang bilang kalo cantik itu memang relatif dan jelek itu mutlak, jika setiap perempuan dan laki-laki di dunia ini ditanya tentang definisi cantik, aku yakin setiap individu akan memberikan definisi yang berbeda-beda.

Dewasa ini, cantik selalu diidentikkan dengan kesempurnaan fisik. Jika cantik itu hanya selapis kulit wajah, mengapa banyak bintang dunia dengan paras rupawan mati bunuh diri? Pun, cantik diidentikkan dengan kulit putih dan ramping sehingga banyak perempuan yang berlomba-lomba memakai pemutih kulit dan obat pelangsing. Jika cantik itu adalah putih, mengapa banyak orang putih di belahan bumi sana ingin berkulit gelap dan model paling bersinar di negeri ini pun berkulit gelap. Propaganda dunia iklan menggaungkan bahwa cantik itu harus berkulit putih. Jadi, jika ingin terlihat cantik, pakailah produk pemutih. Cemaslah para perempuan yang terlahir berkulit gelap, yang belum memiliki pasangan takut tak ada yang menyukainya karena ia berkulit gelap. Yang sudah memiliki pasangan, takut pasangannya kabur ke sisi perempuan lain yang berkulit putih atau bahkan pasangannya meminta dirinya untuk memakai pemutih. Kalo laki-laki hitam, itu gentle, tapi kalo perempuan hitam berarti dia tak bisa merawat diri. Huh ekploitasi citra diri.

Padahal, baik perempuan maupun laki-laki itu menyukai seseorang atau tertarik dengan seseorang bukan karena hitam atau putihnya. Jadi teringat dengan lagu milik Jacko “ If you’re think about my baby. It doesn’t matter if you’re black or white”. Kalo udah cinta, item atau putih bukan lagi sebuah hal yang mendasar. Baik laki-laki maupun perempuan jatuh cinta bukan pada seorang manusia yang sempurna tapi kepada seorang yang menarik. Bukankah setiap manusia memiliki sisi menariknya masing-masing dan sisi itulah harus dimunculkan agar bisa menarik. Anehnya, para perempuan yang berkulit putih pun ternyata tidak hidup tenang juga, karena mereka cemas dengan jerawat yang muncul di wajah mereka. Sibuklah mereka dengan obat anti jerawat. Ternyata... baik perempuan hitam ataupun putih, selalu hidup penuh kecemasan.

Jika cantik itu langsing, mengapa orang yang sudah langsing masih terus berambisi untuk lebih kurus lagi. Lebih dan lebih hingga bertemu dengan angka yang sekecil mungkin, pengen mirip tiang listrik kalee yah. Sehingga banyak perempuan ingin menjadi langsing dengan cara instan yaitu dengan meminum obat pelangsing. Tanpa mereka sadari penyakit anoreksia mulai menggerogoti mereka. Tak sadarkah, buat apa langsing jika lemah letih dan lesu. Perempuan... perempuan... ada-adaaa saja sisi kurangnya, pinggul terlalu besarlah, pinggul kurang besarlah, dada kurang besarlah, kaki kurang jenjanglah, jari kurang lentiklah. Aku jamin, gak akan pernah ada habisnya. Menjaga penampilan itu memang harus, tapi bukan berarti harus menyiksa diri bukan? Bukankah makanan merupakan salah satu kebahagiaan hidup di dunia ini, tentu dengan syarat jika tidak berlebihan. Gaya hidup berlebihan inilah yang menyebabkan overweight, kecuali jika itu turunan, udah bakat dari orok. Tak perlu risaukan tentang ini, yang perlu diingat adalah jaga kesehatan badan kita. Buat apa kurus jika sakit, gak ada enaknya.

Aku ingat dengan jargon sebuah majalah wanita. Jargon mereka, perempuan itu harus cerdas, ceria dan cantik. Kalo yang sering baca majalah wanita, pasti tahu majalah apakah ini. Jargon mereka aku simpan baik-baik dalam setting otakku. Aku sepakat dengan mereka bahwa perempuan Indonesia itu harus cerdas, ceria dan cantik. Amati urutan tiga kata itu, cerdas – ceria – cantik. Kenapa kata cantik ada di belakang? Aku tak menanyakan alasan ini kepada redaksi majalah tersebut, aku mencoba menyelaminya sendiri aku ingin mengambil persepsi dari seorang perempuan yang sama sekali tidak terkait dengan konseptor majalah tersebut.

Kecerdasan akan menimbulkan keceriaan dan kecantikan akan terbentuk dan terpancar dari kecerdasan dan keceriaan. Siapa yang tak suka dengan perempuan cerdas dan ceria. Perempuan cerdas itu enak diajak ngobrol apapun, mau dia menguasai bahan obrolan atau gak, perempuan cerdas itu tetep enak diajak ngobrol. Gak kuper dan loading lama getho. Perempuan cerdas juga gak gampang ketipeng alias ketipu ama bujuk rayu kaum Adam yang naudzubilleh menggiurkan coz perempuan cerdas itu punya sikap dan menghargai dirinya sendiri. Perempuan cerdas itu dapat berkomunikasi dengan dirinya sendiri dan orang lain dengan baik, makanya perempuan cerdas itu pasti percaya diri.

Keceriaan pun akan merefleksikan kecantikan. Ceria bukan berarti ketawa ngakak dimana-mana, itu sih kesetanan namanya. Orang ceria juga bukan pelawak yang kerjanya bikin bodoran. Perempuan ceria itu perempuan yang menikmati hidupnya, selalu tersenyum menghadapi hati-harinya dan selalu menyebarkan kebahagiaan disekitarnya. Jika kita menemukan perempuan yang ceria, sekilas kita melihat jika dia seperti tak memiliki masalah dalam hidupnya, selalu menyapa orang-orang yang dikenalnya dan memberikan seulas senyum untuk mereka. Enjoy your life, itulah motto perempuan seperti ini. Mereka selalu bersemangat dengan masa depannya, walaupun tak tau yang terjadi dengan esok hari, bagi perempuan ceria, hari esok akan selalu penuh dengan hal baru yang mengasyikan.

Tidak percaya bahwa cantik bisa lahir dari kecerdasan dan keceriaan. Perluas wawasan dan nikmati hidup ini, kecantikan itu akan muncul tanpa kita sadari. Perempuan itu kudu punya kelebihan. Mau menikmati hidup atau mau meratapi hidup ini, itu pun pilihan dalam hidup, namun kita hanya akan buang-buang waktu dan energi jika hidup ini hanya diisi untuk meratapi hidup. Daripada meratapi nasib, mending gali potensi.

Indahnya menjadi perempuan cerdas terbalut kerendahan hati. Perempuan ceria yang selalu melihat sisi unik kehidupan yang kadang njelimet. Perempuan yang tidak hanya memikirkan dirinya sendiri. Perempuan yang selalu memberikan karya terbaik yang dimilikinya untuk kehidupan. Cintai dirimu maka orang lain pun akan mencintaimu. Semuanya berawal dari sini. Jangan pernah berharap akan ada orang lain mencintai kita, jika kita belum mencintai diri kita sendiri dengan segala hal di dalamnya.

Satu sisi egois

Di majalah Femina (edisi 5-11 September 2009) yang aku baca pagi ini diiringi lagu Mahadewi milik Padi, di salah satu lembarnya tertulis tentang ulah wanita yang menyebalkan di depan umum bagi pasangannya; 47 % pria mengatakan dandan terus menerus serasa mau pemotretan, 27 % pria mengatakan ngaca terus serasa gak pede, 15 % mengatakan ketawa ngakak dengan volume keras, 11 % nya lagi mengatakan menudingkan jari telunjuk ke dirinya apalagi mukanya.

Hmmm buat kamu-kamu yang pria, bener gak sih guys? Apakah empat poin diatas berlaku untuk semua pria coz aku juga pernah bertemu dengan pria yang sangat sering komentar dengan penampilan pasangannya; lipstiknya kurang baguslah, bedaknya kurang tebal, pakaian kurang gayalah. Buat kamu-kamu yang perempuan, ini ilmu girls, pelajari dan pahami okeh. Mungkin suatu hari kita akan mengaplikasikan ini.

Tapi… niat aku bikin tulisan kali ini bukan untuk memperlihatkan hasil polling itu doang. Aku mau komentar sedikit tentang hasil itu, jika terkesan seperti pembelaan dari kaum Hawa, silahkan saja, anda punya hak untuk berpendapat. Data diatas itu memperlihatkan… kesannya… perempuan itu mahluk yang gak percaya diri yah. Mungkin memang ada perempuan’’ yang tidak percaya diri dengan kehidupannya, tapi masalah pede itu bukan hanya milik kaum Hawa, kaum Adam pun banyak yang memiliki masalah ini. Silahkan anda jujur pada diri anda sendiri, sudah pedekah anda dengan kehidupan anda?

Toh jika hasil yang didapat memperlihatkan banyak perempuan yang menghabiskan waktu (ketika jalan bersama pasangannya) dengan dandan dan ngaca, jika itu berlebihan, aku sangat sependapat dengan kaum Adam. Sesuatu hal yang berlebihan itu tak akan pernah berujung baik. Tapi tolong dibedakan antara (1) tidak dandan sama sekali, (2) dandan yang natural aja dan (3) dandan yang lebay alias pesolek. Jika aku harus memilih, aku memilih yang kedua. Tuhan kan suka keindahan dan mahluk bumi pun suka dengan yang indah-indah. Perempuan itu kudu dandan donk asal jangan lebay, kita berdandan bukan berarti kita kecentilan, tapi dalam rangka menjaga anugrah Tuhan berupa raga yang luar biasa ini. Jika frekuensi anda ke salon itu satu bulan sekali atau lebih dari satu bulan sekali, ini dikatakan masih natural. Tapi jika frekuensi ke salon di bawah seminggu, ini perlu ada evaluasi, rada lebay deh kayaknya. Kecuali jika anda bekerja di salon atau pemilik salonnya. Heee ^^

Sekarang… coba geser sedikit pandangan anda dengan pertanyaan “bagaimanakah sikap sang pria kepada pasangannya itu?”. Jika pria selalu memberi komentar negatif kepada pasanganya; “kamu kurang cantik”, “kamu kurang putih”, “kamu kurang dewasa”. Perhatikan yang digarisbawahi, kata selalu. Memang, disudut sana ada karakter Adam yang mencela pasangannya untuk menaikkan mental pasangannya agar menjadi pribadi yang lebih baik (seperti tatib ospek yang mencela maba agar mereka menjadi pribadi yang lebih dewasa). Tapi, jangan pernah salahkan wanita sepenuhnya ketika mereka mewujud menjadi mahluk pesolek ketika anda selalu menuntut dan memberi komentar negatif tentang diri mereka.

Perempuan itu akan melakukan apapun untuk orang yang mereka cintai dan sayangi. Perempuan manapun pasti ingin terlihat sempurna di mata pasangannya, mereka akan melakukan apapun untuk terlihat sempurna walaupun mereka sadar tak ada manusia sempurna. Tak ada satu pun perempuan yang ingin membuat malu orang tersayangnya, perempuan mana pun pasti ingin pasangannya bangga karena memilikinya. Ketika pasangannya selalu menilai dirinya tak cantik, kaum Hawa akan benar-benar menganggap diri mereka tak cantik, perempuan itu suka mengeneralisir masalah. Satu hal perlu diingat, kata cantik itu amat sangat penting dan bernilai dalam kehidupan kaum Hawa.

Satu sisi yang egois jika kita hanya menyalahkan wanita dengan menjamurnya wanita pesolek di bumi ini. Bukankah jika dirunut lebih dalam, kaum Hawa melakukan ini untuk kaum Adam juga. Merasa dicintai dan dihargai adalah kebutuhan yang penting bagi kaum Hawa, perempuan akan merasa bahagia jika dua hal ini telah mereka miliki walau mungkin secara materi duniawi belum mapan.

Jadi… jika anda ingin pasangan anda pede dengan dirinya, jangan selalu berikan mereka komentar negatif. Jika pun anda ingin sedikit meluruskan mereka, sampaikan kritik anda dengan detail dan sampaikan dengan nada bersahabat. Komentar negatif dengan kritik itu dua hal yang berbeda aku pikir. Misalkan anda tidak suka dengan pasangan anda yang sering bersolek di depan umum, anda (pria) bisa memberi mereka sedikit pujian bahwa mereka sudah cantik tanpa dandan berlebihan. Ingat !!! sedikit saja beri kaum Hawa pujian, jangan terlalu banyak karena itu akan makin menumpulkan otak mereka dan membesarkan ego mereka.

Bersikaplah sedikit santai kepada pasangan anda, jangan terlalu banyak menuntut mereka karena mau anda percayai atau tidak, perempuan akan memenuhi semua tuntutan orang yang mereka cintai dan sayangi sekalipun itu dilakukan setengah mati hidupnya. Jangan menuntut yang sempurna jika anda pun tak bisa memberikan yang sempurna. Kecuali jika anda adalah pria metroseksual yang sangat menjunjung tinggi penampilan. Prianya lebih mulus dari wanitanya, timpang sekali yah. Tak nyaman dan tak tenang jika pasangannya tak tampil modis. Tapi itulah warna kehidupan jaman sekarang, kemulusan fisik dan salon bukan saja milik kaum wanita, tapi milik kaum pria juga.

Terimakasih udah baca tulisanku, sampai bertemu di posting selanjutnya ^^